Motivasi Menulis Setiap Hari
dan Menerbitkan Buku
Belajar Menulis Bersama OM JAY
Pertemuan ke 5 bulan
Ramadhan, Jum ’at : 01 Mei 2020
Nara sumber: Bapak
Dadang Kadarusman
Te : Menulis Setiap Hari dan Menerbitkan Buku
Peresume Sukiyahrifa ( sukiyah edlin@gmail.com
Seperti biasa Kuliah lewat online siang hari ini di pimpin
oleh OM JAY dan dipandu oleh bapak
@Bambang Ayah Salwa , yang biasa dipanggil Mr.BamS.
Assalaamualaikum bapak Ibu sekalian. Saya berterimakasih
kepada Omjay yang telah berbaik hati
mengajak saya ambil bagian dalam program pelatihan ini. Saya juga berterimakasih
kepada bapak ibu guru sekalian karena berkenan untuk menyimak topik yang akan
saya bawakan.
Itulah sapaan awal dari nara sumber kita hari ini Jum’at 01
Mei 2020.
Nara sumber hari ini adalah Bapak Dadang Kadarusman .Sama seperti
penulis Beliau ternyata merupakan putra dari seorang guru sekolah dasar . ketika masih kecil
ayahnya sering membawakan buku-buku bacaan dari situ beliau jadi suka membaca
dan kemudian berkeinginan untuk menulis . Jadi sejak kecil sudah menulis
sampaai hari ini. jika ingin mengenal lebih lanjut dengan beliau dipersilahkanuntuk
mengunjungi website beliau www.dadangkadarusman.com
Tema kita kali ini adalah tentang MENULIS SETIAP HARI dan MENERBITKAN BUKU ya
Saya tanya, cara apa yang tidak Anda ketahui itu? Saya tidak
tahu apakah hal itu juga dihadapi oleh bapak ibu di forum ini . Ya cara
menerbitkan buku, jawabnya. Apa itu yang harus diperbaiki? Pikiran dia tentang
"Cara Menerbitkan buku." . Tapi
dari dialog sederhana itu kemudian saya melihat ada 1 aspek yang perlu
diperbaiki pada orang yang ingin mempunyai hasil karya berupa buku
Bapak Ibu ketahuilah bahwa hari ini, menerbitkan buku itu
sangat mudah sekali.
Beda dengan 20 tahun lalu ketika saya pertaman kali ingin
menerbitkan buku. Ditolak penerbit itu biasa sekali.
Sekarang tantangan terbesar kita BUKAN pada menerbitkan
bukunya. Melainkan pada MENULIS SETIAP HARInya . Jika kita bisa menulis setiap
hari, maka kita akan sampai pada titik dimana kualitas tulisan kita akan sangat
menarik bagi penerbit. Kita, tidak perlu mendatangi penerbit lagi. mereka yang
datang kepada kita. Buku-buku saya pada umumnya adalah hasil dari penerbit
datang dan menawarkan untuk menerbitkan naskahnya. Kan enak ya kalau begitu. Nantinya
tinggal bapak ibu aja mau menerbitkannya atau tidak.
So, pembahasan kita kali ini akan saya fokuskan kepada cara
menulis setiap harinya. Sebab saya percaya bahwa, penerbit akan mendatangi Anda
jika skill menulis Anda sudah sesuai dengan yang mereka cari . Jadi pelajaran pertama, jangan lagi berpikir
bahwa menerbitkan buku itu susah. Gampang banget.
Lalu
bagaimana seseorang bisa menulis setiap hari?
v WHAY Mengapa kita perlu menulis
setiap hari?
Ada banyak alasan tapi saya akan
memilih 3 alasan yang paling utama.
Yang pertama,
Kenapa kita perlu menulis setiap hari? Jika kita ingin membangun karir di bidang
penulisan, dalam perspektif pembelajaran kita kenal apa yang disebut dengan allah
bisa karena biasa. Apalagi kita di kelas sering mengatakan atau
menasehati anak didik kita. Kalau kita membiasakan diri untuk melakukan sesuatu
setiap hari, maka kita akan menjadi terampil dalam hal yang kita lakukan.
Kenapa banyak guru dalam pembicaaan begitu bagus, tetapi dalam menulisnya
kurang bagus? Ini disebabkan karena mereka tidak melatih otot motorik tangannya
mereka, tidak mengkombinasikan atau
tidak mempertemukan antara kemampuan berpikir dengan kemampuan menuangkannya
ide ke dalam bentuk tulisan. Penggunaan lisan harus dibarengi dengan
keterampilan menulis. Kalau itu terus dilakukan niscaya anda akan menjadi
seorang yang terbiasa menulis.
Yang kedua,
Kenapa kita perlu menulis setiap hari? Karena menulis setiap
hari itu membantu menjaga keselarasan antara otot-otot tubuh kita, juga jiwa.
Jadi, nanti kalau kita sudah terbiasa menulis. Melihat apapun, selalu ingin
menerjemahkan apa yang kita lihat itu kedalam bentuk tulisan. Dan itu terjadi
secara refleks saja. Begitu pula ketika kita merasakan sesuatu. Orang yang
tidak terbiasa menulis, bisa saja memendam perasaan itu atau butuh seseorang
yang mau mendengarnya padahal, belum tentu ada yang mau dengan kan? Tapi jika
dia terbiasa menulis, maka dia selalu punya teman untuk mencurahkan
perasaannya. yaitu, selembar kertas dengan pena kalau dulu. Kalau sekarang, tinggal ambil smart phone
maka kita bisa mencurahkannya disana
Yang ketiga.
menulis setiap hari itu merupakan healing remedy.
Jadi, jika terbiasa menulis, kita bisa menjadi pribadi yang
lebih sehat. Kesimpulannya, kenapa perlu menulis setiap hari? Karena seorang
penerbit buku sejati, bukanlah orang yang meminta bantuan orang lain untuk
menuliskan naskah bukunya. Melainkan orang yang memiliki kemampuan untuk
menuliskan sendiri naskahnya secara mandiri. Bagimana kemampuan itu diasah?
Dengan cara berkomitmen untuk tidak melewatkan 1 hari pun dalam hidup kita
TANPA MENULIS.
Jadi, bapak ibu sekalian. Jika Anda sungguh-sungguh ingin
menjadi penulis handal; mulai sekarang, berkomitmenlah untuk menulis setiap
hari
Seberapa banyak?Kalau
saya pribadi, 1 hari 1 artikel .Nah kalau ukurannya jumlah artikel, berarti
tidak ditentukan jumlah katanya kan ya
Kan jaman dulu kalau kita mau mengirim artikel ke koran, itu
ada ketentuan jumlah kata
Hal itu membuat penulis pemula kesulitan.kenapa ? Karena
bukan hal yang mudah untuk menuanggkan gagasan secara indah dengan jumlah kata
yang ditentukan.Maka bagi saya, ukurannya adalah "1 Artikel" . Artikel itu apa? Sebuah paparan yang
memuat buah pikiran penulis sehingga dapat dipahami oleh orang lain. Begitu
ukurannya .Jadi, yang penting dalam 1
hari itu ada karya tulis ibu bapak yang "KALAU" dibaca orang lain,
mereka akan memahaminya .Oya, kenapa saya pakai kata KALAU?Karena, belum tentu
ada orang yang membaca artikel itu
Duh, sedih banget ya. sudah cape-cape nulis tapi kok nggak
ada yang baca . Nah, ini penting bapak ibu.Ditahap belajar ini, sebaiknya kita
tidak terlalu baper soal ada yang baca apa nggak
kenapa? Karena kalau orang lain baca pun belum tentu
feedbacknya positif kan ya
Kan tidak sedikit orang yang berhenti menulis karena
pembacanya memberi feedback negatif.
so, yang penting menulis saja dulu.
Kalau tulisannya sudah memenuhi standar minimal untuk dibaca
orang, YAKIN DEH bakal dibaca
v WHAT makes you write something?
Apa sih yang menjadi
mendorong Anda untuk menulis?Pertanyaan ini sederhana.Tapi orang yang tidak
menemukan jawaban yang tepat, akan berhenti ditengah jalan . Jadi mari kita
tanyakan kepada diri sendiri dulu apa yang mendorong kita menulis.
dengan kata Contoh
Ada orang yang menulis agar mendapatkan uang?
Ada. Dulu, saya pernah berada di level itu.Saya menulis untuk mendapatkan uang,
karena saya butuh untuk biasa sekolah.Apakah saya berhasil? Lebih banyak
gagalnya daripada berhasilnya.Saat itulah kemudian saya sadar bahwa, menulis
karena ingin mendapatkan uang; bukanlah nilai pribadi saya.Dan sampai sekarang,
saya menulis BUKAN untuk uang. Bapak ibu boleh nggak menjadikan uang sebagai
pendorong utama dalam menulis. boleh saja. tidak masalah. Tapi nanti seiring
berjalannya waktu kita akan menemukan apa dorongan yang paling cocok buat kita
Kedua, menulis dengan
dorongan INGIN BERBAGI PENGETAHUAN. Nah, yang ini menurut hemat saya;
paling sesuai dengan jiwa pendidik seperti kita.
dulu ketika saya menulis karena uang, kadang saya kecewa
karena penerbit menolak. Seperti diremehkan oleh mereka deh rasanya Kita juga
bisa kecewa jika bayarannya ternyata tidak seperti yang kita harapkanRoyalti
penulisan buku misalnya.
Lalu kalau menulis setiap hari Idenya dari mana?Ini
pertanyaan banyak orang
Nah ini penting saya sampaikanBapak ibu, segala hal yang bisa ditangkap oleh panca
indra kita adalah sumber ide.
Tinggal kita olah saja.pegang teguh prinsip berapa banyak rangsangan yang masuk
kedalam sistem panca indra dan indra ke 6 kita?Jumlah rangsangan itu TAK
TERHINGGA. Maka itu berarti bahwa sumber ide penulisan kita bisa SAAAANGAT
banyak . Contoh. Hal apa yang bapak ibu tangkap dengan panca indra sekarang?Ada
bunyi AC? Itu sumber ide .Ada suara seseorang yang lewat didepan rumah? itu
sumber ide
Ada bunyi PRAAAANG! gara-gara panci jatuh? semua sumber ide.
Dan ide itu, hanya butuh sentuhan berupa mengolah pikiran
yang kemudian menuangkan hasil olah pikir itu kedalam tulisan. dan karena
rangsangan itu selalu ada setiap hari, maka kita semua sebenarnya bisa menulis
setiap hari .
Berikutnya dilanjutkan ke sesi
tanyajawab.
Pertanyaan 1
Selamat siang. Saya Dwi Mulyanti Dr SMKN 1 Kademangan Kab.
Blitar
Pertanyaan saya
1. Berapa lama pengalaman bapak mengasah menulis hingga
akhirnya dipercaya oleh penerbit seperti sekarang ini?
2. Sebagai permulaan, Seperti apa strategi dan Tips memilih
penerbit yang sesuai dengan buku yang akan kita terbitkan?
Jawab 1
Baik Bu Dwi. Saya
mulai menulis sejak SD, aktif sekali SMP sampai ikut lomba-lomba. Berarti sudah
sekitar 40 tahun menulis. 1. Kapan
mulai dipercaya oleh penerbit? Sekitar 10 tahun lalu. Jadi butuh 30 tahun
perjalanan terlebih dahulu. Tapi, ada tapinya. Kondisi saya dulu beda dengan
sekarang. Dulu, penerbit hanya sedikit. Dan mereka punya bargaining power yang
sangat tinggi. Maka mereka sulit ditembus. Sekarang, ada Sangat banyak
penerbit. bahkan menerbitkan sendiri pun bisa. Sehingga Bu Dwi tidak butuh
waktu selama saya untuk diercaya penerbit. #2.
Kalau kita masih pemula, sebaiknya tidak usah menerapkan terlalu banyak
kriteria penerbit. Karena kita yang masih pemula butuh mereka kan ya.
Strateginya paling gampang adalah; Ibu terus ikut kursus menulis seper…
Pertanyaan 2
Saya Syukri dari padang mau tanya sama bang deka, yang
pertama,nulis setiap hari kalau dipaksakan mungkin bisa ya bang. Tapi tentang
Themanya apakah harus terstruktur atau bagaimana bang. Yang kedua berapa banyak
kah kita harus nulis per hatinya? . Yang ketiga untuk masa berapa lama tulisan
trsebut kita kumpulkan?. Makasih atas jawabannya bang deka.🙏
Jawab 2
Baik Pak Syukri. Betul pak, kalau dipaksa bisa. Tapi,
'paksaan' adalah sebuah proses yang efektif untuk mendisiplinan seorang pembelajar
yang belum memiliki 'refleks menulis' sendiri. Saya misalnya, sudah mulai
menulis sejak SD. Tapi menulis setiap harinya harus setelah bekerja dibisa HR.
Bahkan bagi yang sudah biasa menulispun butuh dipaksa.
1) Mengenai Thema,
dalam tahap belajar; TIDAK USAH KHAWATIR SOAL TEMA dan sistematika penulisan.
Pokoknya nulis saja. Tidak usah takut salah. toh ini bukan UN kan? Kalau saya
bicara dengan penulis yang sudah pro, saya menuntut mereka hasil karya yang
pro. Tapi, bagi pembelajar, yang terpenting adalah; kemauan untuk terus praktek
menulis. Lalu, bersedia mendengar masukan dari orang lain untuk perbaikannya
2) berapa banyak perhari? Targetkan 1 karya tulis. Sepanjang
apa? Berapa kata? Bebas. yang penting, karya tulis itu bisa menampung buah pikiran
sehingga pembaca mengerti. Contoh,. jika kita ingin menulis dengan tema
"PANTANG MENYERAH" misalnya. Tulisan bapak tidak usah 1000 kata.
Cukup 2 atau 3 paragraf saja. Lalu, minta orang lain baca. Jika mereka bisa
menerima atau mengerti ide yang ingin bapak sampaikan, berarti tulisan itu
sudah menjadi 1 artikel. Nanti, panjang dan bobot tulisannya pelan-pelan
ditingkatkan
3.) Tidak ada standar berapa lama masa pengumpulan. kecuali
jika bapak punya kontrak dengan penerbit. Misalnya disepakati dalam 2 bulan
naskah harus selesai. Kalau bapak menulis untuk tujuan lain, maka waktunya bisa
beda lagi
Pertanyaan 3
Nama saya Heni Ekawati, S.Pd, M. Pd, Asal sy dr Aceh,,sy
betugas di SLB. B YPAC BANDA ACEH
Sy ingin bertanya pak,,dari mana awalnya sy bercerita yang
saya ingin menuliskan tentang kisah Anak Istimewa yaitu Dunia Tanpa Suara....Bu
Heni Ekawati.
Jawab 3
Itu topik yang keren.Dari kalimat "DUNIA TANPA
SUARA" saja sudah mengundang pertanyaan orang. "Apaan sih
maksudnya?" Saya contohkan ya. Saya
akan memulai sebuah tulisan dengan tema itu. nanti bisa ibu lihat bagaimana
mengawali tulisannya
“Pernahkah kamu membayangkan bagimana seandainya tidak seorang pun
bersuara didunia ini. Tentu akan sepi sekali harimu kan? Tapi. bisakah kamu
membayangkan seandainya hal itu benar-benar terjadi? Sekarang. Coba pejamkan
matamu. Lalu bayangkan. Andai saja tak segencring suara pun tertangkap
pendengaranmu.’’
Sekarang, bisakan Ibu Heni lajutkan? Dan saya akan
melanjutkan dengan tulisan saya
Eh, tapi. menurut kamu. Apakah mungkin telingamu benar-benar tidak bisa
mendengat bahkan sekedar bunyi 'ting' pun? Nggak ya. Nggak mungkin kamu nggak
dengar bunyi anakku. Tahu kenapa? Karena ketahuilah sayang, bahwa Allah sayang
banget sama kamu. Sehingga engkau bisa mendengar berbagai macam suara.
Paragraf 2 tuch.
Bu Heni lanjutkan punyamu ya.
paragraf terakhir saya begini: Nak. Kamu sudah bersyukurkah
dengan karunia indah itu? Karena ada loh, di desa sebelah. Seorang gadis yang
tidak seberuntung kamu, sayang. Tapi sejak lahir sampai usianya yang menginjak
15 itu, tidak pernah mendengar apapun ditelinganya selain hening semata.
Hebbbatnya..., gadis itu tidak pernah mengeluh nak. Tidak pernah pula sekalipun
dia bersedih. Pokoknyaaa... a-... aaapa ya. Ehm, ibu...ibu kehabisan kata-kata
untuk menjelaskan kemulian dirinya dibalik heningnya dunianya. Jika kamu tidak
keberatan, sayang. Bolehkan Ibu mencari tahu lebih banyak tentangnya dan
menceritakan kisah indah tentang gadis itu kepada hari Jumat nanti?
Sudah sampai pesannya nggak dengan 3 paragraf itu?
Minimal ada 1 gagasan yang sudah sampai kepada pembaca. Dan
diujung ceritanya, ada 'komitmen' untuk melanjutkan.
Kesimpulan: orang
bilang memulai itu sulit sekali. kalau saya bilang: MULAI SAJA CARI SEBUAH KATA
yang terlintas dalam pikiran Ibu. Insya Allah. nanti akan mengalir dengan
sendirinya. Dan kalau saya, biasanya sebelum menulis bilang begini: Ya Allah,
apa yang saya harus tuliskan hari ini? Bimbing saya ya Allah ya.
Pertanyaan 4
Assalamualaikum Pak Dadang.saya baru tahu adanya Gosh
writter itu.tapi saya ingin menerbitkan buku itu klo hasil dari tulisan saya
sendiri. yang menjadi hambatan saya selalu ga pede ketika ingin mulai menulis,
seakan ide itu hilang.bagaimana caranya supaya tetap semangat untuk bisa menulis
dan supaya ide itu ga hilang.
Eti Haryati dari Bogor
Jawab 4
waalaikumsalaam warohmatullah. Bu Eti. ..Keren.
Ijinkan saya menambahkan bahwa menggunakan jasa
"GHOSTWRITER" itu bukan hal yang buruk ya. Tapi itu cocoknya hanya
untuk mereka yang hanya ingin menerbitkan buku.
kalau kita kan ingin menjadi penulis terampil, maka itu
bukan opsi yang tepat buat kita
Mengenai tidak pede. Itulah sebabnya tadi saya sampaikan
bahwa dalam proses latihan menulis, kita tidak perlu terikat dengan target
berapa jumlah kata. kan di sekolah dulu ada pelajaran mengarang ya. bu gurunya
bilang panjang tulisan minimal 1500 kata. Widiiih, bagi pemula mah pusing
banget. Jadi nyantai aja
Dan tadi kita bahas juga tentang, tidak usah baperan dengan respon orang
terhadap kualitas tulisan kita. Kita cuek maksudnya? Bukan. Tapi, kita harus
menerima diri sendiri sebagai orang yang baru belajar. Jadi, kalau pun tulisan
kita 'tidak laku' ya nggak apa-apa. Kan baru belajar. Latih terus aja. Bikin
tulisan terus. Kalau belum berani menunjukkan tulisan itu pada orang lain,
biarin aja jadi koleksi pribadi kita. Sambil terus memperbaiki tekniknya. Nanti
kalau sudah ada tulisan yang 'layak' dicobain ke orang lain, tunjukkan saja.
kalau bisa, pilih orang yang tidak akan bersikap negatif. Kesimpulan: Banyak
orang tidak pede saat mau menuangkan gagasan lewat tulisan. Saya bilang, hey
boleh jadi seseorang sedang menanti buah pikiran mu untuk dibacanya dengan
penuh kekaguman. So menulislah.
Pertanyaan 5
Maaf Om DK, dalam menulis sebuah buku apakah kita menentukan
judul baru menulis artikel2 yg berkaitan dgn judul atau kita menulis artikel2
dulu baru diberi judul utk menjadi sebuah buku? Agus Purwadi, Ponjong
Jawab 5
Baik pak Agus. Dulu
buku saya yang judulnya "OUTSHINE" diberi judul duluan. Naskahnya
ditulis belakangan. Sedangkan buku "KETIKA SEMUT DAN GAJAH BEKERJA"
ditulis naskahnya duluan.
Jadi, tidak ada keharusan menulis judul dulu atau naskah
duluan.
Pertanyaan 6
Saya coba menulis di kompasiana namun yang membacanya tidak
begitu banyak, Apakah tulisan-tulisan itu bisa di jadikan buku kompilasi ?
(Isar Daduki)
Jawab 6.
Nah, pak Isar. Kalau sebuah tulisan sedikit yang baca, TIDAK
BERARTI tulisannya tidak bagus. Bisa saja tempat penayangannya yang kurang
tepat.
Tulisan-tulisan bapak bisa dibuat kompolasi
Pertanyaan 7
Assalamu'alaikumSangat menarik Om Deka. Bgm menjaga
keistiqomahan menulis setiap hari? Sebab bagi sy kdg semangat menulis, kdg
luruh semangatnya. Terima kasih.Isminatun, Sukoharjo
Jawab.7
Waalaikumsalaam warohmatullah Bu Isminatun.
itulah pentingnya menemukan WHAT MAKES YOU WRITE yang tadi
kita bahas. Karena hal itu akan menentukan tingkat istiqomah kita
Tapi jawaban dari
WHAT tadi sifat individual.
Kalau kita menulis karena uang, maka bakal berhenti ketika
hasil karyanya kita nggak jadi uang banyak.Tapi kalau kita punya alasan yang
lebih tinggi lebih mulia lebih bernilai Insya Allah akan istiqomah . Saya,
misalnya. Sekarang menulis lebih karena ingin agar Allah mengajari saya
sesuatu. lalu yang Allah ajarkan itu saya bagikan kepada orang lain.
Dengan itu, maka saya selalu tanya; Ya Allah, hari ini saya
bisa belajar apa? Dapat jawabannya
Dituliskan .lalu dibagikan. Makanya sekarang saya justru
lebih tertarik untuk menulis artikel setiap hari kemudian diberikan secara free
daripada memikirkan menerbitkan buku
Dengan demikian, maka gagasan saya bisa lebih cepat sampai
kepada orang lain
Kesimpulan: Temukan, hal apa yang bisa membuat ibu ingin
menulis. Atau apa tujuan ibu menulis. Jika sudah ketemu, nanti ibu akan dengan
sendirinya menulis secara produktif http://ieiezarticle.blogspot.com/2020/05/menulis-sedari-kecil-dan-sampai.html
Bapak Ibu, menulis itu buat diri kita sendiri. Bukan buat
orang lain. Jadi, berikanlah yang terbaik kepada tulisan kita sendiri. Sehingga
mendapat yang terbaik dari kita berikan. Sedangkan para pembaca, adalah pihak
yang ikut menikmati manfaatnya. Dengan begitu, maka lewat tulisan kita; kita
menjadi pribadi yang lebih baik terlebih dahulu. Sambil mengajak orang lain
untuk menemani perjalanan menuju perbaikan diri itu. So teruslah menulis.
Karena dengan menulis, engkau melayani diri sendiri dan memberi manfaat kepada
orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar