https://sukiyahedlin.blogspot.com/

Minggu, 31 Mei 2020

BENARKAH PEMBELAJARAN DARING SOLUSI EFEKTIF LOCKDOWN ?





BENARKAH PEMBELAJARAN DARING SOLUSI EFEKTIF DARI LOCKDOWNNYA KEGIATAN PEMBELAJARAN?









Sejak surat keputusan dari menteri pendidikan dan kebudayaan terbit mengenai upaya pencegahan dan penyebaran Corona, semua kegiatan pembelajaran konvensional mulai diliburkan sementara waktu. Kegiatan pendidikan berasa mengalami lockdown. Sistem pembelajaran konvensional yang dilaksanakan oleh sebagian guru perlahan terkikis dan tergantikan dengan berbagai aplikasi pembelajaran daring yang dapat memberi ruang interaksi langsung antara guru dengan siswa tanpa harus bertemu langsung.

Guru, siswa, bahkan orang tua dipaksa untuk beradaptasi secara cepat dengan metode ini. Memang, di tengah situasi yang seperti ini, metode daring dirasa solusi yang paling tepat untuk dilakukan. Meski sekolah diliburkan, tetapi tuntutan dalam proses pembelajaran masih dapat terlaksana dan tercapai. Namun, jika dalam kondisi normal, banyak celah kekurangan dari metode daring ini.

Minimnya pengetahuan teknologi guru, siswa dan orang tua menjadi salah satu permasalahan pengaplikasian metode daring ini. Meskipun sebagai guru harus selalu memperkaya dan mengupgrade keilmuan, tetapi diminta untuk beradaptasi dan menguasai berbagai aplikasi yang mendukung  pembelajaran  daring dengan cepat tidaklah mudah. Tidak hanya guru, siswapun demikian. Mungkin untuk siswa-siswa SMP, SMA atau SMK, mempelajari dan menguasai aplikasi daring ini dengan cepat, dapat dilakukan. Tetapi untuk para siswa SD, hal ini dirasa cukup sulit dilakukan. Akhirnya, mau tidak mau orang tua diminta untuk terlibat dalam pembelajaran daring ini. Orang tua dengan latar belakang pendidikan yang tinggi akan dengan mudah beradaptasi. Sementara orang tua dengan latar belakang pendidikan rendah, akan pasrah-pasrah saja jika putra putrinya selama berminggu-minggu tidak dapat mengikuti proses pembelajaran, bahkan tidak mendapat nilai. Bagaimana tidak, mereka mungkin tidak hanya gagap akan teknologi, bahkan bisa sampai  buta teknologi. Bahkan ada pula siswa yang terkendala tidak memiliki alat komunikasi yang memadai dikarenakan kondisi ekonomi keluarga yang kurang mampu.

Lebih lanjut, lemahnya jaringan internet juga dirasa menjadi kendala yang sering dialami oleh para guru. Hal ini terutama bagi guru dan siswa yang tinggal di daerah pedesaan atau pedalaman, akan sangat sulit untuk mendapatkan akses internet. Padahal, ini merupakan salah satu faktor penting terlaksananya pembelajaran daring.

Latar belakang siswa juga perlu diperhatikan sebelum diberlakukannya metode daring ini. Tidak semua siswa berasal dari keluarga dan lingkungan yang baik-baik saja. Terdapat siswa yang berasal dari anak-anak broken home, lingkungan tempat tinggal yang sangat tidak mendukung (sebagai contoh tinggal di pemukiman yang banyak preman, banyak peminum), serta anak-anak dari keluarga yang kurang mendukung kegiatan pendidikan. Hal ini akan menjadi tantangan sangat berat bagi guru jika ingin mengaplikasikan metode daring ini. Tentunya guru akan bekerja ekstra keras agar siswa mau mengikuti model kelas daring ini. Padahal saat pembelajaran konvensional saja, tidak banyak dari siswa spesial ini yang mau memperhatikan dan berkontribusi saat pembelajaran, mereka sudah mau bersekolah saja, sudah sangat bersyukur.

Pembelajaran konvensional meski dirasa kuno, namun tetap memiliki kelebihan tersendiri. Psikologi siswa akan terbentuk jika siswa bertemu langsung dengan gurunya. Mereka bisa mengingat gaya mengajar gurunya dan akan sangat diingat di pikiran mereka karena mengajar tidak hanya untuk mendapatkan ilmu tetapi lebih kepada pembentukan karakter. Hubungan emosional antara guru dan siswa yang terbentuk selama pembelajaran konvensional akan sangat membantu bagi keberhasilan siswa.

Meskipun ada banyak aspek yang perlu diperhatikan pada saat penerapan metode daring, metode ini juga memiliki beberapa kelebihan. Diantaranya guru dan siswa akan semakin melek teknologi dan mengikuti perkembangan jaman, kegiatab pembelajaran tidak terbatas pada waktu dan tempat, sumber pembelajaran juga tidak terbatas hanya pada guru tetapi dari sumber lain, kreatifitas dan kekritisan siswa akan semakin keluar, guru akan semakin kreatif menggabungkan berbagai macam media ajar online, guru tidak lagi terbebani dengan koreksi tugas siswa secara manual, serta penggunaan kertas akan semakin berkurang karena teralihkan melalui aplikasi online.

Pada akhirnya, di setiap metode pembelajaran memang terdapat kelebihan dan kekurangan. Namun sudah menjadi tugas guru untuk menentukan metode, gaya ataupun teknik mengajar yang sesuai dengan karakteristik siswa yang didampingi. Karena kembali lagi, Teaching is an art,,Mengajar adalah sebuah seni untuk pembentukan karakter, kreatifitas, kekritisan, dan sifat kepedulian siswa. Tidak hanya terfokus pada penyampaian ilmu saja.








Sabtu, 09 Mei 2020

Motivasi Menulis Setiap Hari dan Menerbitkan Buku




Motivasi  Menulis Setiap Hari 
dan Menerbitkan Buku

Belajar Menulis Bersama OM JAY
Pertemuan ke 5 bulan Ramadhan, Jum ’at :  01 Mei 2020
Nara sumber:  Bapak Dadang Kadarusman
Te   : Menulis Setiap  Hari dan Menerbitkan Buku
Peresume Sukiyahrifa ( sukiyah edlin@gmail.com


Seperti biasa Kuliah lewat online siang hari ini di pimpin oleh OM JAY dan  dipandu oleh bapak @Bambang Ayah Salwa , yang biasa dipanggil Mr.BamS.
Assalaamualaikum bapak Ibu sekalian. Saya berterimakasih kepada Omjay  yang telah berbaik hati mengajak saya ambil bagian dalam program pelatihan ini. Saya juga berterimakasih kepada bapak ibu guru sekalian karena berkenan untuk menyimak topik yang akan saya bawakan.
Itulah sapaan awal dari nara sumber kita hari ini Jum’at 01 Mei  2020.
Nara sumber hari ini adalah Bapak Dadang Kadarusman .Sama seperti penulis Beliau ternyata merupakan putra dari seorang  guru sekolah dasar . ketika masih kecil ayahnya sering membawakan buku-buku bacaan dari situ beliau jadi suka membaca dan kemudian berkeinginan untuk menulis . Jadi sejak kecil sudah menulis sampaai hari ini. jika ingin mengenal lebih lanjut dengan beliau dipersilahkanuntuk mengunjungi website beliau  www.dadangkadarusman.com

Tema kita kali ini adalah tentang MENULIS SETIAP HARI dan MENERBITKAN BUKU ya  
Saya tanya, cara apa yang tidak Anda ketahui itu? Saya tidak tahu apakah hal itu juga dihadapi oleh bapak ibu di forum ini . Ya cara menerbitkan buku, jawabnya. Apa itu yang harus diperbaiki? Pikiran dia tentang "Cara Menerbitkan buku."  . Tapi dari dialog sederhana itu kemudian saya melihat ada 1 aspek yang perlu diperbaiki pada orang yang ingin mempunyai hasil karya berupa buku
Bapak Ibu ketahuilah bahwa hari ini, menerbitkan buku itu sangat mudah sekali.
Beda dengan 20 tahun lalu ketika saya pertaman kali ingin menerbitkan buku. Ditolak penerbit itu biasa sekali.
Sekarang tantangan terbesar kita BUKAN pada menerbitkan bukunya. Melainkan pada MENULIS SETIAP HARInya . Jika kita bisa menulis setiap hari, maka kita akan sampai pada titik dimana kualitas tulisan kita akan sangat menarik bagi penerbit. Kita, tidak perlu mendatangi penerbit lagi. mereka yang datang kepada kita. Buku-buku saya pada umumnya adalah hasil dari penerbit datang dan menawarkan untuk menerbitkan naskahnya. Kan enak ya kalau begitu. Nantinya tinggal bapak ibu aja mau menerbitkannya atau tidak.
So, pembahasan kita kali ini akan saya fokuskan kepada cara menulis setiap harinya. Sebab saya percaya bahwa, penerbit akan mendatangi Anda jika skill menulis Anda sudah sesuai dengan yang mereka cari .  Jadi pelajaran pertama, jangan lagi berpikir bahwa menerbitkan buku itu susah. Gampang banget.

Lalu bagaimana seseorang bisa menulis setiap hari?

v WHAY     Mengapa kita perlu menulis setiap hari?

Ada banyak alasan tapi saya akan memilih 3 alasan yang paling utama.

Yang pertama,
Kenapa kita perlu menulis setiap hari?  Jika kita ingin membangun karir di bidang penulisan, dalam perspektif pembelajaran kita kenal apa yang disebut dengan allah bisa karena biasa. Apalagi kita di kelas sering mengatakan atau menasehati anak didik kita. Kalau kita membiasakan diri untuk melakukan sesuatu setiap hari, maka kita akan menjadi terampil dalam hal yang kita lakukan. Kenapa banyak guru dalam pembicaaan begitu bagus, tetapi dalam menulisnya kurang bagus? Ini disebabkan karena mereka tidak melatih otot motorik tangannya mereka,  tidak mengkombinasikan atau tidak mempertemukan antara kemampuan berpikir dengan kemampuan menuangkannya ide ke dalam bentuk tulisan. Penggunaan lisan harus dibarengi dengan keterampilan menulis. Kalau itu terus dilakukan niscaya anda akan menjadi seorang yang terbiasa menulis.

Yang kedua,
Kenapa kita perlu menulis setiap hari? Karena menulis setiap hari itu membantu menjaga keselarasan antara otot-otot tubuh kita, juga jiwa. Jadi, nanti kalau kita sudah terbiasa menulis. Melihat apapun, selalu ingin menerjemahkan apa yang kita lihat itu kedalam bentuk tulisan. Dan itu terjadi secara refleks saja. Begitu pula ketika kita merasakan sesuatu. Orang yang tidak terbiasa menulis, bisa saja memendam perasaan itu atau butuh seseorang yang mau mendengarnya padahal, belum tentu ada yang mau dengan kan? Tapi jika dia terbiasa menulis, maka dia selalu punya teman untuk mencurahkan perasaannya. yaitu, selembar kertas dengan pena kalau dulu.  Kalau sekarang, tinggal ambil smart phone maka kita bisa mencurahkannya disana

Yang ketiga.
menulis setiap hari itu merupakan healing remedy.
Jadi, jika terbiasa menulis, kita bisa menjadi pribadi yang lebih sehat. Kesimpulannya, kenapa perlu menulis setiap hari? Karena seorang penerbit buku sejati, bukanlah orang yang meminta bantuan orang lain untuk menuliskan naskah bukunya. Melainkan orang yang memiliki kemampuan untuk menuliskan sendiri naskahnya secara mandiri. Bagimana kemampuan itu diasah? Dengan cara berkomitmen untuk tidak melewatkan 1 hari pun dalam hidup kita TANPA MENULIS.
Jadi, bapak ibu sekalian. Jika Anda sungguh-sungguh ingin menjadi penulis handal; mulai sekarang, berkomitmenlah untuk menulis setiap hari
 Seberapa banyak?Kalau saya pribadi, 1 hari 1 artikel .Nah kalau ukurannya jumlah artikel, berarti tidak ditentukan jumlah katanya kan ya
Kan jaman dulu kalau kita mau mengirim artikel ke koran, itu ada ketentuan jumlah kata
Hal itu membuat penulis pemula kesulitan.kenapa ? Karena bukan hal yang mudah untuk menuanggkan gagasan secara indah dengan jumlah kata yang ditentukan.Maka bagi saya, ukurannya adalah "1 Artikel" .     Artikel itu apa? Sebuah paparan yang memuat buah pikiran penulis sehingga dapat dipahami oleh orang lain. Begitu ukurannya  .Jadi, yang penting dalam 1 hari itu ada karya tulis ibu bapak yang "KALAU" dibaca orang lain, mereka akan memahaminya .Oya, kenapa saya pakai kata KALAU?Karena, belum tentu ada orang yang membaca artikel itu
Duh, sedih banget ya. sudah cape-cape nulis tapi kok nggak ada yang baca . Nah, ini penting bapak ibu.Ditahap belajar ini, sebaiknya kita tidak terlalu baper soal ada yang baca apa nggak
kenapa? Karena kalau orang lain baca pun belum tentu feedbacknya positif kan ya
Kan tidak sedikit orang yang berhenti menulis karena pembacanya memberi feedback negatif.
so, yang penting menulis saja dulu.
Kalau tulisannya sudah memenuhi standar minimal untuk dibaca orang, YAKIN DEH bakal dibaca

v  WHAT makes you write something?
 Apa sih yang menjadi mendorong Anda untuk menulis?Pertanyaan ini sederhana.Tapi orang yang tidak menemukan jawaban yang tepat, akan berhenti ditengah jalan . Jadi mari kita tanyakan kepada diri sendiri dulu apa yang mendorong kita menulis.
dengan kata Contoh
 Ada orang yang menulis agar mendapatkan uang? Ada. Dulu, saya pernah berada di level itu.Saya menulis untuk mendapatkan uang, karena saya butuh untuk biasa sekolah.Apakah saya berhasil? Lebih banyak gagalnya daripada berhasilnya.Saat itulah kemudian saya sadar bahwa, menulis karena ingin mendapatkan uang; bukanlah nilai pribadi saya.Dan sampai sekarang, saya menulis BUKAN untuk uang. Bapak ibu boleh nggak menjadikan uang sebagai pendorong utama dalam menulis. boleh saja. tidak masalah. Tapi nanti seiring berjalannya waktu kita akan menemukan apa dorongan yang paling cocok buat kita
Kedua, menulis dengan dorongan INGIN BERBAGI PENGETAHUAN. Nah, yang ini menurut hemat saya; paling sesuai dengan jiwa pendidik seperti kita.
dulu ketika saya menulis karena uang, kadang saya kecewa karena penerbit menolak. Seperti diremehkan oleh mereka deh rasanya Kita juga bisa kecewa jika bayarannya ternyata tidak seperti yang kita harapkanRoyalti penulisan buku misalnya.

Lalu kalau menulis setiap hari Idenya dari mana?Ini pertanyaan banyak orang
Nah ini penting saya sampaikanBapak ibu,  segala hal yang bisa ditangkap oleh panca indra kita adalah sumber ide. Tinggal kita olah saja.pegang teguh prinsip berapa banyak rangsangan yang masuk kedalam sistem panca indra dan indra ke 6 kita?Jumlah rangsangan itu TAK TERHINGGA. Maka itu berarti bahwa sumber ide penulisan kita bisa SAAAANGAT banyak . Contoh. Hal apa yang bapak ibu tangkap dengan panca indra sekarang?Ada bunyi AC? Itu sumber ide .Ada suara seseorang yang lewat didepan rumah? itu sumber ide
Ada bunyi PRAAAANG! gara-gara panci jatuh? semua sumber ide.
Dan ide itu, hanya butuh sentuhan berupa mengolah pikiran yang kemudian menuangkan hasil olah pikir itu kedalam tulisan. dan karena rangsangan itu selalu ada setiap hari, maka kita semua sebenarnya bisa menulis setiap hari .

Berikutnya dilanjutkan ke sesi tanyajawab.

Pertanyaan 1
Selamat siang. Saya Dwi Mulyanti Dr SMKN 1 Kademangan Kab. Blitar
Pertanyaan saya
1. Berapa lama pengalaman bapak mengasah menulis hingga akhirnya dipercaya oleh penerbit seperti sekarang ini?
2. Sebagai permulaan, Seperti apa strategi dan Tips memilih penerbit yang sesuai dengan buku yang akan kita terbitkan?
Jawab 1
 Baik Bu Dwi. Saya mulai menulis sejak SD, aktif sekali SMP sampai ikut lomba-lomba. Berarti sudah sekitar 40 tahun menulis. 1. Kapan mulai dipercaya oleh penerbit? Sekitar 10 tahun lalu. Jadi butuh 30 tahun perjalanan terlebih dahulu. Tapi, ada tapinya. Kondisi saya dulu beda dengan sekarang. Dulu, penerbit hanya sedikit. Dan mereka punya bargaining power yang sangat tinggi. Maka mereka sulit ditembus. Sekarang, ada Sangat banyak penerbit. bahkan menerbitkan sendiri pun bisa. Sehingga Bu Dwi tidak butuh waktu selama saya untuk diercaya penerbit. #2. Kalau kita masih pemula, sebaiknya tidak usah menerapkan terlalu banyak kriteria penerbit. Karena kita yang masih pemula butuh mereka kan ya. Strateginya paling gampang adalah; Ibu terus ikut kursus menulis seper…

Pertanyaan 2
Saya Syukri dari padang mau tanya sama bang deka, yang pertama,nulis setiap hari kalau dipaksakan mungkin bisa ya bang. Tapi tentang Themanya apakah harus terstruktur atau bagaimana bang. Yang kedua berapa banyak kah kita harus nulis per hatinya? . Yang ketiga untuk masa berapa lama tulisan trsebut kita kumpulkan?. Makasih atas jawabannya bang deka.🙏
Jawab 2
Baik Pak Syukri. Betul pak, kalau dipaksa bisa. Tapi, 'paksaan' adalah sebuah proses yang efektif untuk mendisiplinan seorang pembelajar yang belum memiliki 'refleks menulis' sendiri. Saya misalnya, sudah mulai menulis sejak SD. Tapi menulis setiap harinya harus setelah bekerja dibisa HR. Bahkan bagi yang sudah biasa menulispun butuh dipaksa.
 1) Mengenai Thema, dalam tahap belajar; TIDAK USAH KHAWATIR SOAL TEMA dan sistematika penulisan. Pokoknya nulis saja. Tidak usah takut salah. toh ini bukan UN kan? Kalau saya bicara dengan penulis yang sudah pro, saya menuntut mereka hasil karya yang pro. Tapi, bagi pembelajar, yang terpenting adalah; kemauan untuk terus praktek menulis. Lalu, bersedia mendengar masukan dari orang lain untuk perbaikannya
2) berapa banyak perhari? Targetkan 1 karya tulis. Sepanjang apa? Berapa kata? Bebas. yang penting, karya tulis itu bisa menampung buah pikiran sehingga pembaca mengerti. Contoh,. jika kita ingin menulis dengan tema "PANTANG MENYERAH" misalnya. Tulisan bapak tidak usah 1000 kata. Cukup 2 atau 3 paragraf saja. Lalu, minta orang lain baca. Jika mereka bisa menerima atau mengerti ide yang ingin bapak sampaikan, berarti tulisan itu sudah menjadi 1 artikel. Nanti, panjang dan bobot tulisannya pelan-pelan ditingkatkan
3.) Tidak ada standar berapa lama masa pengumpulan. kecuali jika bapak punya kontrak dengan penerbit. Misalnya disepakati dalam 2 bulan naskah harus selesai. Kalau bapak menulis untuk tujuan lain, maka waktunya bisa beda lagi

Pertanyaan 3
Nama saya Heni Ekawati, S.Pd, M. Pd, Asal sy dr Aceh,,sy betugas di SLB. B YPAC BANDA ACEH
Sy ingin bertanya pak,,dari mana awalnya sy bercerita yang saya ingin menuliskan tentang kisah Anak Istimewa yaitu Dunia Tanpa Suara....Bu Heni Ekawati.
Jawab 3
Itu topik yang keren.Dari kalimat "DUNIA TANPA SUARA" saja sudah mengundang pertanyaan orang. "Apaan sih maksudnya?"  Saya contohkan ya. Saya akan memulai sebuah tulisan dengan tema itu. nanti bisa ibu lihat bagaimana mengawali tulisannya
Pernahkah kamu membayangkan bagimana seandainya tidak seorang pun bersuara didunia ini. Tentu akan sepi sekali harimu kan? Tapi. bisakah kamu membayangkan seandainya hal itu benar-benar terjadi? Sekarang. Coba pejamkan matamu. Lalu bayangkan. Andai saja tak segencring suara pun tertangkap pendengaranmu.’’
Sekarang, bisakan Ibu Heni lajutkan? Dan saya akan melanjutkan dengan tulisan saya
Eh, tapi. menurut kamu. Apakah mungkin telingamu benar-benar tidak bisa mendengat bahkan sekedar bunyi 'ting' pun? Nggak ya. Nggak mungkin kamu nggak dengar bunyi anakku. Tahu kenapa? Karena ketahuilah sayang, bahwa Allah sayang banget sama kamu. Sehingga engkau bisa mendengar berbagai macam suara.
Paragraf 2 tuch.
Bu Heni lanjutkan punyamu ya.
paragraf terakhir saya begini: Nak. Kamu sudah bersyukurkah dengan karunia indah itu? Karena ada loh, di desa sebelah. Seorang gadis yang tidak seberuntung kamu, sayang. Tapi sejak lahir sampai usianya yang menginjak 15 itu, tidak pernah mendengar apapun ditelinganya selain hening semata. Hebbbatnya..., gadis itu tidak pernah mengeluh nak. Tidak pernah pula sekalipun dia bersedih. Pokoknyaaa... a-... aaapa ya. Ehm, ibu...ibu kehabisan kata-kata untuk menjelaskan kemulian dirinya dibalik heningnya dunianya. Jika kamu tidak keberatan, sayang. Bolehkan Ibu mencari tahu lebih banyak tentangnya dan menceritakan kisah indah tentang gadis itu kepada hari Jumat nanti?
Sudah sampai pesannya nggak dengan 3 paragraf itu?
Minimal ada 1 gagasan yang sudah sampai kepada pembaca. Dan diujung ceritanya, ada 'komitmen' untuk melanjutkan.
Kesimpulan:  orang bilang memulai itu sulit sekali. kalau saya bilang: MULAI SAJA CARI SEBUAH KATA yang terlintas dalam pikiran Ibu. Insya Allah. nanti akan mengalir dengan sendirinya. Dan kalau saya, biasanya sebelum menulis bilang begini: Ya Allah, apa yang saya harus tuliskan hari ini? Bimbing saya ya Allah ya.

Pertanyaan  4
Assalamualaikum Pak Dadang.saya baru tahu adanya Gosh writter itu.tapi saya ingin menerbitkan buku itu klo hasil dari tulisan saya sendiri. yang menjadi hambatan saya selalu ga pede ketika ingin mulai menulis, seakan ide itu hilang.bagaimana caranya supaya tetap semangat untuk bisa menulis dan supaya ide itu ga hilang.
Eti Haryati dari Bogor
Jawab 4
waalaikumsalaam warohmatullah. Bu Eti. ..Keren.
Ijinkan saya menambahkan bahwa menggunakan jasa "GHOSTWRITER" itu bukan hal yang buruk ya. Tapi itu cocoknya hanya untuk mereka yang hanya ingin menerbitkan buku.
kalau kita kan ingin menjadi penulis terampil, maka itu bukan opsi yang tepat buat kita
Mengenai tidak pede. Itulah sebabnya tadi saya sampaikan bahwa dalam proses latihan menulis, kita tidak perlu terikat dengan target berapa jumlah kata. kan di sekolah dulu ada pelajaran mengarang ya. bu gurunya bilang panjang tulisan minimal 1500 kata. Widiiih, bagi pemula mah pusing banget. Jadi nyantai aja
Dan tadi kita bahas juga tentang,  tidak usah baperan dengan respon orang terhadap kualitas tulisan kita. Kita cuek maksudnya? Bukan. Tapi, kita harus menerima diri sendiri sebagai orang yang baru belajar. Jadi, kalau pun tulisan kita 'tidak laku' ya nggak apa-apa. Kan baru belajar. Latih terus aja. Bikin tulisan terus. Kalau belum berani menunjukkan tulisan itu pada orang lain, biarin aja jadi koleksi pribadi kita. Sambil terus memperbaiki tekniknya. Nanti kalau sudah ada tulisan yang 'layak' dicobain ke orang lain, tunjukkan saja. kalau bisa, pilih orang yang tidak akan bersikap negatif. Kesimpulan: Banyak orang tidak pede saat mau menuangkan gagasan lewat tulisan. Saya bilang, hey boleh jadi seseorang sedang menanti buah pikiran mu untuk dibacanya dengan penuh kekaguman. So menulislah.

Pertanyaan 5
Maaf Om DK, dalam menulis sebuah buku apakah kita menentukan judul baru menulis artikel2 yg berkaitan dgn judul atau kita menulis artikel2 dulu baru diberi judul utk menjadi sebuah buku? Agus Purwadi, Ponjong
Jawab 5
 Baik pak Agus. Dulu buku saya yang judulnya "OUTSHINE" diberi judul duluan. Naskahnya ditulis belakangan. Sedangkan buku "KETIKA SEMUT DAN GAJAH BEKERJA" ditulis naskahnya duluan.
Jadi, tidak ada keharusan menulis judul dulu atau naskah duluan.

Pertanyaan 6
Saya coba menulis di kompasiana namun yang membacanya tidak begitu banyak, Apakah tulisan-tulisan itu bisa di jadikan buku kompilasi ? (Isar Daduki)
Jawab 6.
Nah, pak Isar. Kalau sebuah tulisan sedikit yang baca, TIDAK BERARTI tulisannya tidak bagus. Bisa saja tempat penayangannya yang kurang tepat.
Tulisan-tulisan bapak bisa dibuat kompolasi

Pertanyaan 7
Assalamu'alaikumSangat menarik Om Deka. Bgm menjaga keistiqomahan menulis setiap hari? Sebab bagi sy kdg semangat menulis, kdg luruh semangatnya. Terima kasih.Isminatun, Sukoharjo
Jawab.7
Waalaikumsalaam warohmatullah Bu Isminatun.
itulah pentingnya menemukan WHAT MAKES YOU WRITE yang tadi kita bahas. Karena hal itu akan menentukan tingkat istiqomah kita
Tapi jawaban  dari WHAT tadi sifat individual.
Kalau kita menulis karena uang, maka bakal berhenti ketika hasil karyanya kita nggak jadi uang banyak.Tapi kalau kita punya alasan yang lebih tinggi lebih mulia lebih bernilai Insya Allah akan istiqomah . Saya, misalnya. Sekarang menulis lebih karena ingin agar Allah mengajari saya sesuatu. lalu yang Allah ajarkan itu saya bagikan kepada orang lain.
Dengan itu, maka saya selalu tanya; Ya Allah, hari ini saya bisa belajar apa? Dapat jawabannya
Dituliskan .lalu dibagikan. Makanya sekarang saya justru lebih tertarik untuk menulis artikel setiap hari kemudian diberikan secara free daripada memikirkan menerbitkan buku
Dengan demikian, maka gagasan saya bisa lebih cepat sampai kepada orang lain
Kesimpulan: Temukan, hal apa yang bisa membuat ibu ingin menulis. Atau apa tujuan ibu menulis. Jika sudah ketemu, nanti ibu akan dengan sendirinya menulis secara produktif http://ieiezarticle.blogspot.com/2020/05/menulis-sedari-kecil-dan-sampai.html


Bapak Ibu, menulis itu buat diri kita sendiri. Bukan buat orang lain. Jadi, berikanlah yang terbaik kepada tulisan kita sendiri. Sehingga mendapat yang terbaik dari kita berikan. Sedangkan para pembaca, adalah pihak yang ikut menikmati manfaatnya. Dengan begitu, maka lewat tulisan kita; kita menjadi pribadi yang lebih baik terlebih dahulu. Sambil mengajak orang lain untuk menemani perjalanan menuju perbaikan diri itu. So teruslah menulis. Karena dengan menulis, engkau melayani diri sendiri dan memberi manfaat kepada orang lain.



Pengalaman Menerbitkan Tulisan di Penerbit Mayor




Pengalaman Menerbitkan Tulisan   di Penerbit Mayor

Belajar Menulis Bersama OM JAY
Pertemuan Ke 6 Bulan Ramadhan , Senin 04 Mei  2020
Nara sumber : Bapak.Ukim Komarudin
Tema :Pengalaman Menerbitkan Tulisan   di Penerbit Mayor
peresume : Sukiyahrifa (sukiyaheddlin@gmail.com)



Pengalaman Menerbitkan Tulisan di Penerbit Mayo

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat siang semuanya. Guru guru hebat Indonesia, sapaan khas OM JAY  mengawali kegiatan belajar menulis dan menerbitkan buku PGRI selama bulan Ramadhan.senin tanggal 4 Mei 2020 , pertemuan ke 6 di bulan Ramadhan . Dengan nara sumber yaitu bapak Ukim komarudin.

Mengawali kuliah baliau memberikan ucapan terimakasih kepada panitia yang telah memberikan kesempatan untuk berbagi ilmunya . tentang pengalaman beliau menerbitkan tulisan ke Penerbit Mayor.



Pertama, saya berpikir, menulis merupakan ekspresi pribadi saya. Oleh karena itu, saya merasa sangat penting agar saya memiliki tempat mencurahkan segala kegelisahan atau apapun bentuknya. lalu saya menemukan menulis adalah sarana yang tepat buat saya. Saya tak pernah merasa khawatir, terkait dengan kualitas tulisan saya. Saya juga tidak perduli  dengan ragam atau apa yang menjadi trend di masyarakat. Pokoknya menulis. Menulis adalah kebutuhan. Saya merasa menemukan lebih tentang "saya" dengan menulis.
Demikian hal itu terus berjalan hingga jika tidak dilakukan seperti ada sesuatu yang hilang. Demikianlah saya menulis dengan jujur, sejujur-jujurnya. Apa adanya.

Selain menulis apa adanya, saya pun menulis apa saja. Karena saya guru, saya menulis terkait pelajaran, beragam kegiatan berupa proposal, liputan kegiatan yang harus dituliskan di majalah, dan menulis buku harian. Begitu setiap saat diisi oleh menulis.

Hingga sampai suatu hari, tulisan-tulisan itu mulai dilirik orang-orang terdekat, yang dalam hal ini teman-teman guru. Satu dua teman berkomentar bahwa tulisan saya bagus. Istilah mereka, tulisan saya emotif. Kata mereka juga, tulisan saya dapat membuat pembaca larut dalam cerita. Ada juga yang mengatakan bahwa bahasa saya sederhana dan mudah dicerna oleh pembaca. Ada juga yang mengaku bahwa sepenggal tulisan saya dapat dijadikan ceramah atau kultum, dsb.
Karena komentar tersebut, saya mencoba membukukan tulisan-tulisan saya yang selama ini merekam semua kejadian karena saya memang senang membuat buku harian. Ada beragam kejadian, tetapi tema besarnya, yang saya tuliskan merupakan pelajaran seorang dewasa (guru) dari anak-anak "cerdas" yang menjadi siswanya. Oleh karena tulisan itu beragam kejadian, beragam waktu, dan dari beragam tokoh, maka saya menuliskan judul buku tersebut, "Menghimpun yang Berserak." Sebuah usaha untuk mengumpulkan segenap mutiara yang berserakan dalam kehidupan yang sangat bermanfaat bagi saya, dan semoga bermanfaat pula buat orang lain (pembaca).

Demikianlah waktu itu, saya yang kebetulan menjadi penanggung jawab penerbitan buku di sekolah menyisipkan karya pribadi, selain karya bersama (berlima) menulis dan berupaya buku mata pelajaran.Saya diinterview terkait dua bagian buku. Pertama, buku bersama yakni buku mata pelajaran. Kedua, buku pribadi saya, "Menghimpun yang Berserak." Dalam kesempatan interview itulah saya banyak mendapatkan pengetahuan terkait tips dan trik menerbitkan buku.

Saya banyak mendapatkan pelajaran menyangkut hal-hal yang tadinya tidak saya pikirkan. Pelajaran atau informasi itu awalnya, membuat saya tidak nyaman karena menabrak prinsip menulis saya. Umpamanya, "Apakah ketika  saya menulis buku"menghimpun yang Berserak" ini sudah memperkirakan akan laku di pasaran?" Kalau sudah ada,  apakah buku saya punya nilai tambah sehingga pembaca melirik dan membeli buku saya? Untuk kepentingan pasar, "Apakah saya bersedia apabila beberapa hal terjadi penyesuaian (diganti)? dst. Terus terang, saya merasa kurang nyaman dengan interview itu. Saya merasa diam-diam mulai "dipenjara". Inikan ekspresi pribadi saya, mengapa orang lain bisa mengatur hal-hal yang sangat privasi? Menyebalkan! Begitu, oleh-oleh pulang dari interview.

Saya yang tersadar mendapatkan ilmu pengetahuan lebih  ketika beliau menjelaskan tentang tim yang akan menyebabkan karya saya dapat dinikmati orang banyak. Beliau menjelaskan bahwa yang menanyai saya itu mungkin editor. sebab, beliaulah garda depan yang menentukan naskah itu layak diterbitkan atau sebaliknya. Menurut teman saya itu, naskah saya sepertinya  punya potensi atau "layak" untuk diterbitkan. Tetapi sebagai pemula, karya saya memang harus dipoles di sana sini.

Jika nanti naskah itu bisa melewati editor, maka proses "menjadi" memang mengalami banyak hal. Ada bagian gambar sampul, ilustrasi, photo jika diperlukan, tata letak, dan lainnya. Yang jelas, semuanya merupakan tim saya. Kasarnya, semuanya akan menyukseskan saya, begitu teman saya meyakinkan saya.

Oleh-oleh itulah yang menyebabkan saya menindaklanjuti pertemuan dengan penerbit. Selain hal-hal yang umum tentang buku mata pelajaran yang ditulis bersama, saya mengkhususkan pikiran ke buku "Menghimpun yang berserak". Yang menenangkan, editor menceritakan bahwa semua hal menangkut buku saya selalu dalam konfirmasi. Artinya, semuanya akan terjadi jika saya setuju.

Demikianlah saya menjelani proses, hingga akhirnya ada proses sebelum naik cetak,  yang sangat penting dalam proses kreatif saya, yakni menerima dami atau calon buku yang sama persis jika akhirnya bisa dicetak. Saya gembira sekali menerima buku dami itu. Terus terang saking gembiranya, saya menandatangi saja kontrak kerjasama tanpa membaca persentase yang kelak saya terima. Diduga sikap itu bukan sembrono, tetapi karena memang saya menulis bukan untuk hal tersebut.


Akhirnya, saya mendapat konfirmasi ketika saya dapat kabar bahwa ada meeting terkait dengan terbitnya buku saya. Pertama, saya menerima buku pribadi, kalau tidak salah jumlahnya hanya 5 buku. Buku tersebut berstempel tidak diperjual belikan. Kedua, saya diajak bicara terkait dengan teknis launching Buku "Menghimpun yang Berserak". Ini soal bagaimana membuat buku saya laku. Saat itu saya sangat bodoh dan kurang dapat memberikan masukan yang berarti. Ketiga, saya diberitahu bahwa penerbit menerbitkan jumlah yang diterbitkan pada penerbitan pertama ini dan kurang lebih 6 bulan kemudian saya baru akan mendapat royaltinya. Untuk tersebut juga saya tidak pandai memberi masukan.

Peran saya kemudian adalah mengusahakan buku saya dapat dinikmati orang lain. Kala itu agak sulit karena media sosial belum sedasyat sekarang. kebetulan saya pembicara, saya berupaya menjual buku-buku saya pada kesempatan bicara tersebut.

Ada beberapa kejadian menerbitkan buku kembali, kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya hingga yang menjelang terakhir buku, "Arief Rachman Guru". Semuanya mirip-mirip pengalaman dengan penerbit. Kurang lebih, seperti itulahkira-kira. mohon maaf apabila kurang lengkap. semoga dapat dilengkapi ketika nanti tanya jawab.

Saat Sesi Tanya Jawab

P1
Assalamu'alaikum. Saya Ratna Jumpa dari Sigli Aceh, ingin menanyakan kepada Bapak, bagaimana  kriteria layak atau tidaknya sebuah buku dapat di terbitkan oleh penerbit terutama buku pelajaran. Trima kasih.
Jawab 1
Ibu Ratna yang baik. Memang ada kriteria yang dianggap layak untuk diterbitkan. Khususnya terkait buku mata pelajaran, biasanya mereka mencari buku: (1) menunjukkan penggunaan pendekatan baru; (2) lebih lengkap; (3) penulisnya memang berkualifikasi luar biasa; (4) Naskah renyah (enak dibaca);  dan diutakan dari hasil penelitian lembaga-lembaga pendidikan terbaik.

P2
Assalamualaikum Om Ukim yg budiman, perkenalkan sy Syukri dari SMAN UNGGUL Dharmaraya Padang, saya bertanya ttg pengalaman om Ukim dalam tulis menulis:
1. Jeda berapa lama tulisannya mulai di lirik.
2. Media apa t4 mempublish tulisan om pertama kali.
3. Gimana latar belakang buku guru juga manusia sehingga bisa best seller,  dan buku besy seller tsb brp exsemplar laku dan brp oom dapat royalti dr buku tsb.(maaf agak privasi)
4. Dari awal mulai om menulis sanpai sekarang, ada ndak berubah motivasi oom ukim dalam menulis.
5.saat oom di intervew sama siapa, dan apa hal yg sangat berkesan dari intervew tsb.
6.keseharian om ukim seperti apa kesibukannya.
7.apakah buku karya om ukim semua diterbitkan di mayor..
8.buku mengumpulkan yg berserK tsb berapa naskah semua, naskah mana yg paling berkesan dan berapa lama munulis buku tsb.
9. Efek hanya pertabyaan, ya jdnya pertanyaannya meng ular. Thanks.
Jawab2.
Om Syukri yang kreatif. Paling lama 6 bulan. Jika tidak ada kabar. Berpindah ke lain hati (penerbit lain) atau naskah direvisi ulang.
Saya menulis di buletin sekolah, kemudian buletin pendidikan DKI, lalu buletin Diknas, dst.
Buku  Guru juga Manusia bisa terjual banyak karena bantuan publikasi media sosial yang saaat itu sudah mulai menggejala. Untuk buku berikutnya, saya mendapatkan berkah dari medsos itu.
Saya tipe penulis. Mungkin, lebih banyak buku yang tidak saya terbitkan daripada yang saya terbitkan. Saya memang bukan tipe pandai menjual ide. Saya senang menulis. Yang menarik buat saya tulis, ya saya tulis. Tak peduli tak dilirik penerbit. Tapi Allah maha pengasih. Beberapa sering dilirik penerbit dan jadi berkah buat keluarga.
Yang interview dari dulu sampai kini sudah saya tahu. Pasti dia editor. Dialah penentunya. Saya sering berdoa, dan ternyata sering benar, "Dia lebih pintar dari saya". Minimal soal membuat buku saya laku di pasaran.
Semua buku berkesan. Dia seperti anak saya. Dia ada yang berkembang dan bermakna bagi masyarakat luas. Ada juga yang diam-diam hanya dibaca sahabat dekat ketika dia terpuruk di sudut kamarnya. Semuanya saya syukuri. Ia lahir dari saya, saya bangga atas rezekinya.

P3
Assalamu’alaikum Mr. Bams
Mau tanya kepada Pak Ukim Komarudin
Jika menulis di mayor di kasih waktu berapa lama untuk menulis setelah menyetorkan judul atau setelah kontrak di berikan, apakah setelah mendapat kontrak menulis di penerbit mayor, akan di tawari kerja sama lagi setiap tahunnya?
Mohamad Soni Jombang
Jawab 3
Pak Mohammad Soni yang baik, ketika bertemu penerbit saya sudah bawa naskah utuh. Dari naskah itu kita mulai bicara.
Saya sering diminta menulis terus oleh beberapa penerbit karena beberapa buku saya yang dipergunakan di lembaga pendidikan terbit terus. mungkin sekarang sudah jilid  belasan. Masalahnya di pembagian waktu atau prioritas. kelemahannya juga ada di saya. Pribadi saya kurang bisa kompromi. Tapi percayalah, dari karya Bapak yang sungguh-sungguh akan ada tawaran berikutnya. Masalahnya, Bapak berkenan membagi waktu dan prioritas? N

P4
 Saya ,Sri Budi Handayani dari Gresik mau bertanya Bagaimana mengetahui gaya selingkung penerbit.
Jawab 4
Ibu Sri, saya termasuk orang yang nggak mau belajar tentang itu. Bisa terkuras energi kita jika memikirkan hal itu. Itu sebabnya, saya menulis untuk diri saya. Jadi, ketika itu jadi duit, alhamdulillah. Lalu, saya tak mendapat konfirmasi sekaligus royalti, padahal di belakang saya mereka menerbitkan dan menjual buku saya. Silakan. Makan tuh rezeki saya semoga jadi amal yangdipakai kebaikan. Saya kurang suka dengan hal-hal yang diluar jangkauan saya🙏N

P5
Pertanyaan pertama Saya dulu menulis banyak novel,dan cerpen tapi tidak sampai klimaks sudah bosan.Bagaimana cara mengatasi nya?
Pertanyaan kedua,saya suka menulis novel.Tapi,kenapa saya terus mengulang ulang kesalahan yg sama.Misal tokoh terlalu banyak,jalan cerita mudah ketebak,bagaimana cara mengatasi nya?
Pertanyaan ketiga,saya mempunyai asisten penulis novel-->2 teman saya beda kelas dan teman saya satu kelas.Alasan saya butuh asisten karena mereka sebelumnya pernah menulis novel di wattpad dan menjadi suka menggambar.Sehingga diharapkan agar ceritaku bisa dilihat dari sudut pandang bayak orang,tapi apakah langkah itu sudah betul?
Pertanyaan ke empat,karena banyak orang yang membatu saya,apakah mereka disertakan dalam bagian abstrak/pengenalan penulis,editor,yang dihalaman pertama novel?
Bagaimana cara menulis sesuatu yg sering gagal,agar tidak patah semangat?

Pertanyaan ke enam,
saya seringkali menggambarkan isi novel saya dengan kenyataan yang saya alami dan sentuhan unsur fiksi,apakah novel itu kira kira laku dipasaran?
Pertanyaan ke tujuh,saya sering membaca novel remaja lainnya, seperti saga bumi dari Tere Liye, negeri Lima menara dari Ahmad Fuadi dan yang lain.Untuk mencari inspirasi,apakah langkah yang saya lakukan sudah benar?
Jawab 6
Bapak siapa, ya?Diduga Bapak salah memilih kategori ekspresi menulis. Bapak,harus menempatkan diri sesuai stamina dan kecenderungan Bapak. Ada tipe sprinter, maka pilih cerpen. Kalau Marathon, pilih novel. Mungkin bertahap ya, pak. dari lari jarak pendek karen latihan akhirnya bisa lari jarak jauh.
Ada yang disebut, Premis (tema besar). Biasa terdiri atas satu paragraf. Hebatnya, ia adalah sebuah headline yang memegang pergerakan ide, tokoh, dan alur cerita. Penulis hebat memulia dari itu, Pak. Percayalah, jika tidak memulia dari situ, kemungkinannya kalah tenaga, atau ngawur kemana-mana.
saya tipe orang yang sering menyembunyikan karya jika belum final. Saya orang teater, pak. Saya suka membuat kejutan dengan membina puncak-puncak cerita. termasuk di sini kelahiran anak (karya) saya yang mengejutkan.
Permasalahan penulis pemula sering serakah. Jadi penulis sekaligus editor. Akhirnya, nggak jadi-jadi. Baru satu bab dikoreksi. Baru lima lembar disalahkan sendiri. Ya Ambyar.

 P6
Nama : makhmud  Asal : gempol pasuruan Boleh tanya pak ,
1.       Saya baru akan menulis buku , pengalaman bahan utk menulis sudah ada akan tetapi memulai menulisnya kesulitan ,
2.       bagaimana memulai menulis buku yang bisa meyakinkan bagi penulis .
Jawab.6
Pak Makhmud yang berani, Mulailah menulis dengan membaca buku-buku yang diduga akan mirip ekspresi bentukannya seperti buku yang akan Bapak buat. Ketika kita datang ke perpustakaan atau toko buku, kita membaca untuk mendapatkan inspirasi. kadang-kadang, saya membeli buku atas tujuan seperti itu, Pak.
Tentang meyakinkan memang dimulai dari Bapak dahulu. kalau Bapak kurang yakin, celakanya pembaca juga demikian. Mulailah banyak membaca karya-karya yang bagus yang menjadi minat Bapak. Dari situ, bapak punya standar sendiri.N

P7
saya hetty setyoningrum dari smpn 1 kaloran temanggung, jawa tengah...ingin bertanya adakah tips dan trik agar kita bisa menjadi penulis produktif yang layak diterbitkan? bagaimana cara menumbuhkan rasa percaya diri dalam menulis(memulainya)? terimakasih. wass.wr.wb
 Jawab 7
Sahabatku Hetty, penulis yang baik memang pembaca yang baik. Banyak-banyaklah membaca sehingga akan mampu menulis. Saya setuju  dengan himbauan menulislah setiap hari. Tapi tolong disertai membaca agar tulisan kita berkualitas.  Itu hukumnya, Het. Menulis (produktif) pasokannya adalah membaca (receptif).
Manulis saja. Dengarkan respons dari sekitar. Kita memang membutuhkan orang yang membuat kita terlecut menjadi lebih baik. N
Tulis saja, nanti ada jurinya: diri sendiri, teman penulis, dan akhirnya editor. Jika mereka menganggap tulisan bapak ngga laku di pasaran, tapi Bapak bilang itu bagus tak apa. Ada suatu masa yang dikatakan banyak orang jelek, saat itu malah dicari dan dibenarkan orang.
Benar, Pak. Membaca yang banyak dan siapa saja yang Bapak suka. Hebatnya, Tuhan Mahakreatif dan Penyayang. Kita akan tumbuh menjadi diri sendiri tidak seperti Tere dan lainnya. Memang ada sedikit unsur, seperti ... tapi dalam dunia imajinassi itu sah. namanya terinspirasi oleh ...N

P8
Yulus Roma - Tana Toraja: Luar biasa pengalamannya pak, pertanyaan saya, apakah gaya bahasa sehari-hari bapak tertuang persis sama dengan gaya menulis di buku? Bagaimana mengolah bahasa sehari-hari agar renyah dibaca orang? Terima kasih.
Jawab 8
Yulus yang baik, pada akhirnya kita akan menjadi diri kita sendiri. Termasuk dalam hal karya. Yulus akan menemukan warna, tipe, dan kekuatan sendiri dalam menulis. Ketika teman-teman Yulus memuji tulisan Yulus, maka di saat itulah kualitas naik ke permukaan. Teruskan dan pupuk kekuatan itu. Sampai kalau serpihan tulisan Bapak terjatuh di jalanan, ada seorang teman yang mengatrakan kepada Anda bahwa ini tulisan milik Anda. Kita akan bertanya, "kok tahu sih ini tulisan saya?" Dia kan jawab, "Saya sudah hapal itu Gaya Yulus."
Demikianlah resume yang dapat penulis buat untuk  kuliah hari ini.

Ada pernyataan penutupdari nara sumber yang sanagt bagus sekali untuk kita simak  dan bisa sebagai penyemangat kita  sebagai penulis pemula.

“Teman-teman yang baik. Ada kehebatan dari seorang penulis. Ia jelas ekspresinya.
Ia juga punya daya jangkau dakwah yang lebih luas dalam menebar kebaikan.
Ia juga punya legacy atau warisan untuk pertinggal jejak kebaikannya, yakni tulisannya. Menulislah, setiap hari. karena anda akan menemukan kebahagiaan; menulis berarti kita MENCIPTAKAN SEJUMLAH KEBAIKAN. (Mohon atas segala kesalahan)”



Kamis, 07 Mei 2020

BELAJAR, BELAJAR DAN BELAJAR MENULIS SETIAP HARI



Belajar, Belajar, dan Belajar Menulis Setiap Hari 


Belajar Menulis Bersama OM JAY
Pertemuan Ke 3 Bulan Ramadhan , Rabu 29 April 2020
Nara sumber : Bapak. Dr. Uswadin 
Tema : Belajar, Belajar, dan Belajar Menulis Setiap Hari 
peresume : Sukiyahrifa (sukiyahedlin@gmail.com)
Ad



Profil narasumber hari ini tanggal 29 april 2020 adalah Bapak Dr. Uswadin, M.TPd.          Beliau lahir di Brebes, 15 Maret 1968. Pendidikan terakhir beliau adalah S3 di Universitas Negeri Jakarta dan saat ini beliau menjabat sebagai Kepala SMP Labschool Cibubur, selain itu beliau juga berperan sebagai pengembang Labschool UNJ. Beliau dapat dihubungi via email : dinuswa15@gmail.com.  Motto hidup beliau,”Bermanfaatlah untuk sesama”
Narasumber mengawali kuliah dengan memberikan materi  melalui audio quote yang bagus sekali  dapat memberikan motivasi dan semangat bagi seluruh peserta belajar menulis ini.

Memulai itu adalah sesuatu yang terbaik, jangan menunggu sempurna. Karena tulisan yang baik adalah tulisan yang sudah selesai. Jangan takut dan ragu untuk menulis, tulislah apa yang bisa dilakukan, karena semua orang bisa menulis. Jika kita berani membaca, membaca, dan membaca, maka kita pun harus berani menulis, menulis, dan menulis. (quote by : Dr. Uswadin)


Menulis itu memerlukan keterampilan dan kemampuan tersendiri, Kita harus melatih diri agar menghasilan tulisan yang baik.  Terus mengevaluasi kekurangan – kekurangan dalam tulisan kita. Apabila kita sudah bisa melakukannya dengan baik maka kwalitas tulisan maupun kemampuan menulis kita juga akan semakin baik. Keterampilan menulis selain memerlukan pengetahuan dan tata cara menulis yang baik, juga memerlukan daya nalar dan imajinasi bahkan bisa menggunakan intuisi untuk membangkitkan ide-ide yang cemerlang.  Perlu belajar diulang-ulang sehingga terbentuk keterampilan menulis yang baik.
Hal- hal yang perlu diperhatikan agar kita dapat menulis dengan baik adalah:
1.      Harus mampu mengalahkan diri kita sendiri (malas)
2.      Mengatasi ketidakpercayaan diri ( merasa tulisan tidak baik, tdk berbobot, tidak bermakna )
3.      Menyiapkan/meluangkan waktu untuk menulis.
4.      Memanfaat ide yang ada, pada saat ada ide muncul langsung kita tulis pada perangkat yang bisa kita manfaatkan, yang nantinya akan kita dikembangkan untuk menjadi sebuah tulisan.
Menulis dimulai dari ide, agar ada tujuan yang jelas. Jadi  ide merupakan gagasan utama agar tulisan memiliki konten/ tujuan yang jelas.   Biasanya Ide akan muncul kapan saja dan dimana saja tak bisa di duga-duga sehingga sebaiknya   kita tulis dalam dalam bentuk draft. Agar  ide kita tidak hilang begitu saja.
 Berikut contoh  ide yang ditulis sebelum menjadi tulisan yang lengkap



Berikutnya ide yang kita tulis dalam draf kita kembangkan dan tuangkan dalam bentuk tulisan .Walaupun Setiap orang pasti memiliki momen ide-ide cemerlang, tapi  tidak setiap orang mau dan mampu menuangkannya dalam bentuk tulisan,. Untuk itu  mulailah menulis dari yang ringan-ringan saja yaitu berdasaarkan RAPIH (Rasakan, Pikirkan, Lihat) : apa yang kita rasakan, apa yang kita pikirkan, dan apa yang kita lihat. Mungkin saja satu atau dua kalimat utama, yang natinya bisa dikembangkan menjadi paragrap. Kalau  setiap saat kita lakukan akhirnya akan terbiasa dan kita semakin terampil dalam menulis. Mungkin saja kita tidak akan kehabisan pilihan kata-kata untuk menuangkan ide-ide dalam bentuk  tulisan., seperti catatan harian seorang penulis. Dari cerpenting (cerita tidak penting) bisa saja juga ditulis, hingga cerita yang mampu membangkitkan atau membawa pembaca kealam tidak sadarnya sehingga pembaca jadi sedih kalau cerita itu sedih, tertawa kalau  cerita itu lucu dan sebagainya.
Sebagai makluk sosial kita sering melakukan intuisi sosial kepada orang-orang, tumbuhan dan binatang, benda disekitar kita. Baik yang kita lihat, kita raba atau kita rasakan. Pada saat  itu datang bisa kita tuangkan dalam catatan kecil, seperti facebook, twitter, Instagram dan lain sebagainya. Mencatat sekaligus mempublikasikan ini lebih baik dari pada kita mencatat pada file google drive yang kita miliki. Manfaat pencatatan melalui media komunikasi ini juga sebagai umpan balik atas apa yang telah kita pikirkan. Sehingga bisa memunculkan gagasan-gagasan baru. Contoh pengembangan draf dari nara sumber:
Judul draf : semua kejadian pasti ada hikmah
Pengembangannya:
Adanya sebuah keyakinan bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini adalah karena Allah swt akan memberikan hikmah di dalamnya. Allah telah berfirman dalam kitab suci yang artinya : Tidak ada sesuatu yang sia-sia dari penciptaan Allah (QS 3: 191). Allah berkehendak atas segala sesuatu yang terjadi di bumi ataupun di langit, karena Dia adalah maha berkehendak (QS 85:16). Peristiwa terjadinya Corona Virus di daerah Wuhan China di penghujung tahun 2019 dan akhirnya melebar hampir menyentuh seluruh negara di dunia sehingga menjad wabah pandemik yang dikenal dengan Pandemik Covid-19.
Tulisan yang sudah selesai, coba kita kirim kebeberapa media online yang kita miliki seperti blog, facebook, WhatsApp Grup, Twitter, Instagram, Youtube. Ini sangat membantu dalam mempublikasikan serta ingin mengetahui respon para follower kita. Semakin banyak respon follower akan semakin bagus tulisan kita, karena kita bisa menyempurnakan gagasan dari respon pembaca.  Dan ini bisa dijadikan modal argomentasi kepada penerbit agar penerbit mau menerbitkan buku tulisan kita.
Berikut ini adalah link postingan tulisan Pak Uswadin pada beberapa media online :   


Selain media online, sebaiknya kirim juga ke media cetak.. kita punya kebanggaan tersendiri apabila tulisan kita bisa dimuat dimedia cetak apalagi media suratkabar yang sudah populer atau berskala nasional. Berikut ini adalah contoh tulisan beliau/narasumber yang dimuat di salah satu media cetak :
Berikutnyabisa tuangkan tulisan kita dalam blog. Menulis di blog banyak sekali tantangannya . seperti yang penulis rasakan saat ini . kita bisa baca tulisan nara sumber di blog pribadinya yaitu tntang pesantren baiti-jannati yang cukup viral saat ini.http://uswadinlabschool.blogspot.com/2020/04/pesantren-baiti-jannati.html
Beliau mengatakan bahwa jika kita terbiasa menulis maka tulisan – tulisan itu akan semakin mudah kita tuangkan menjadi buku, bahkan sebagai seorang guru, tulisan – tulisan kita dapat menjadi buku pelajaran sesuai mata pelajaran yang kita ampu. Karena setiap hari kita menekuni topik tersebut. Ini adalah buku yang beliau tulis sesuai mata pelajaran yang beliau ampu yaitu Pendidikan Kewarganegaraan serta beberapa buku lainnya karya beliau.









Dengan menulis kadang-kadang ide-ide baru muncul dan tidak hanya tulisan kita pun juga bisa menulis syair lagu yang bisa menjadi sebuah lagu jika dinyanyikan.

Berikutnya resume dalam sesi Tanya jawab:
1.     Hasil sebuah penelitian ilmiah mau dijadikan Buku populer,itu sangat bagus sekali kalau dilakukan. Karena kalau hasil penelitian data dan faktanya sudah bisa dikatakan valid. Berbeda dengan yang baru opini saja.Tinggal pengemasan yang lebih mudah dibaca dan difahami. caranya antara lain dapat kita lakukan dengan :
·         Mengambil latar belakang dari penelitian ditulis lagidi bagian  pendahuluan dengan bahasa yang simpelsaja. Bisa dipecah menjadi
·         Menyampaikan penemuan penting atau ide penting apa dari penelitian tsb. Ini bisa di bagi menjadi 3 atau 4 bab.
·         Rekomendasi apa dari penulisan tsb dalam 1 bab.
·         Penutup atau kesimpulan jadikan 1 bab.
·         Tambahkan gambar atau foto atau data yg membuat tulisan menjadi lebih menarik.

2.     Bagaimana trick agar tulisan kiat mempesona adalah yang terpenting menulis jangan dipaksakan kalua sedang tidak mood.suasana batin saat mempengaruhi dalam meulis.Sebelum di upload minimal baca 3x dan nanti kita akan menemukan kekurangan-kekurangannya.syukur kalau ada kawan yang maubaca sebelum di upload

3.     Trik merangkai suatu kalimat, sesuai kaidah dasar bahasa Indonesia, ada SPO dan adanya keterpaduan dan keruntutan kalimat satu dengan yang lain. Hindari membuat paragraf panjang apalagi sampai satu halaman. Idealnya dalam 1 halaman ada minimal 2 sd 4 paragraf. sehingga pembaca tidak lelah. Dicoba terus dan terus di coba lama-lama kita terbiasa

4.     Kalau mau kirim tulisan media online bisa lihat di bagian redaksi dan tata cara mengirim artikel di media tsb. Media online sangat butuh tulisan utk konten2 mereka.


5.     Strategi yang dilakukan dalam menulis artikel  untuk dimuat media cetak adalah memantas-mantaskan dulu tulisan kita. Jika sdh dinilai layak maka akan diterima,karena kita juga bersaing dg tulisan2 lain. Ditolak atau tidak diterima jgn membuat kita putus harapan.
Apalagi sekarang hanya modal email.

6.     Cara menuangkan ide itu bisa mengalir Menuangkan ide agar mengalir kita buat runtutan dulu dalam konsep2 kita. Setelah kita anggap runtut baru tuangkan dalam tulisan.Setelah tulisan jadi kita baca2 dan baca... kemudian tinggal beberapa waktu 1 atau 2 jam baru kita baca lagi. ide yg ditulis menjadi tulisan bergantung kita dan kesempatan serta kemauan kita.Ide yang kita tuangkan bisa jadi tulisan setelah kita sambungkan denga tulisan tuisan yang yang dan kita kemas menjadi tulisan yang menarik,hal itu membutuhkan beberapa waktu,tergantung bagaimana motivasi diri kita untuk bisa menyelesaikannya.

7.     Cara membangun kepercayaan diri dalam menulis. ... awal memang tidak percaya... tapi terus saja menulis menulis dan belajar menulis...nanti kita akan mendapat kepercayaan diri. Gaya menulis orang tidak sama pasti ada sisi-sisi lain yang dimiliki kita. Rasa tidak percaya diri pasti muncul  itu alamiah.... sama pada saat orang baru belajar pidato, sudah bisa berdiri tenang di panggung saja sudah bagus. Nah untuk menulis pun demikian perlu latihan dan latihan, nanti kita akan merasa kalau sudah terbiasa maka ada kenikmatan sendiri menulis. Di situ akan muncul percaya diri.

8.      Saat menulis pun ada kalanya kita nge blank maka  di saat itu  kita perlu istirahat, otak dan kemampuan kita juga punya keterbatasan jadi perlu rest atau rilek dulu. kalau sudah fresh tinggal lanjut. Jangan maksakan kalau lagi nge blank nulis, bisa stress sendiri. Jadikan menulis sebagai hiburan.

9.     Untuk konsisten dalam menulis memang berat, narasumber pun belum bisa setiap hari menulis, karena jangan memaksakan kalau memang kita belum ade ide, menuliskan hal-hal yang biasa ditulis terus bisa membuat pembaca bosan untuk membacanya.

10.  Agar tulisan kita banyak disukai orang Caranya ya kita sering baca tulisan orang-orang yang bagus sehingga terpengaruh dan terbawa bagus. berlatih, berlatih dan berlatih.  Minta saran dari orang lain juga bagus untuk dilakukan.

11.  Untuk menimbulkan kreativitas kita memang harus baca juga tulisan orang lain dan mencari literatur pendukung baik text book maupun dari internet. kemudian kita ramu sesuai dengan kemampuan kita dan gaya menulis kita. Insya allah kita bisa. Jangan kalah sebelum mencoba
.

12.  menulis fiksi itu perlu kretivitas dan imajinasi yang tinggi.
untuk membuat ending menurut narasumber ada beberapa pendekatan, 
1)   pembaca penasaran, ini berarti akan ada lahir tulisan berikutnya,
2)    pembaca sampai kesimpulan ini berarti ending bisa dibuat happy ending atau sad ending atau normal,
3)   apakah ingin ada pesan moral yang iingin disampaikan. aiakan bapak pas pada piihan yang mana. Tulisan belum sempurna kalau tidak ada penutupnya

BLOG Belajar Menulis

Menulis Resume Untuk Jadi Buku

PELATIHAN BELAJAR MENULIS Pertemuan Ke 6 Gelombang 18 Jumat, 16 April 2021 Pukul 13.00 WIB Tema : Menulis Resume untuk Jadi Buku Narasumber ...

BLOG Belajar Menulis