https://sukiyahedlin.blogspot.com/

Rabu, 21 April 2021

Penerbit Indie

PELATIHAN BELAJAR MENULIS

Gelombang 18
Pertemuan ke 5 
Rabu, 14 April 2021
Pukul 13.00 WIB
Tema : Penerbit Indie
Narasumber : Bapak Mukminin, S. Pd, M.Pd.


Penerbit Indie













Kuliah belajar menulis siang hari ini bertepatan  hari kedua bulan Ramadhan 1442 Hijriyah.
adapun yang bertugas sebagai moderator adalah bapak Bambang Purwanto atau   Mr. Bams.
Sebagai narasumber adalah Bapak Mukminin, S. Pd., M. Pd.  atau Cak Inin. 
Moderator dan Narasumber  sama-sama orang yang hebat. Saya kenal beliau di gelombang 8.

Mari kita lihat  blog Cakinin,  yaitu  https://cakinin.blogspot.com/2020/10/curiculum-vitae.html 

Pria kelahiran Jombang, 6 Juli 1965 ini merupakan salah seorang guru PNS di SMP 1 Kedungpring Lamongan. Beliau  memiliki banyak peran sentral selain dari tugas pokoknya sebagai abdi negara. Beliau juga merupakan seorang konsultan, penulis, dan penerbit. Nah, kali ini beliau akan membahas tentang penerbit indie. Tentunya sangat relevan sekali dengan peran beliau sebagai penulis sekaligus penerbit independen bernama Kamila Press Lamongan.






Langkah-langkah praktis agar tulisan kita bisa diterbitkan, yaitu sebagai berikut:

1.  Pra-Writing
Pada tahap ini penulis mencari ide tulisan berdasarkan passion yang diminati dan disenangi.          Bentuknya  fiksi maupun non-fiksi.

2. Drafting atau Outline
Setelah menemukan ide, langkah selanjutnya adalah drafting atau Outline, yakni penulis membuat daftar isi buku yang akan ditulis. Dari outline inilah tulisan dikembangkan menjadi sebuah naskah buku.

3. Writing
Di tahap writing atau menulis ini, penulis mulai menyalurkan kreativitasnya dalam merangkai kata, menyusun kalimat, menggunakan kemampuannya  berekspresi dalam bentuk tulisan. Tapi ingat, jangan dulu dibaca naskah yang sedang ditulis walaupun hanya sekali. Tetap kerjakan kegiatan menulis hingga naskahnya selesai.

4. Revisi dan Editing
Nah, setelah kegiatan menulis selesai, penulis baru dibolehkan untuk beralih ke tahap revisi dan editing. Apakah berbeda antara revisi dan editing? 
Cak Imin menerangkan bahwa kedua aktivitas tersebut memiliki perbedaan. 
a. Revisi artinya penulis mengoreksi tulisannya sendiri dengan cara mencari tahu kekurangan ataupun pemborosan kata yang terdapat di dalamnya. Di tahap ini penulis dapat menemukan jika ada paragraf yang tidak nyambung dengan paragraf sebelumnya, atau menghilangkan bagian-bagian tertentu yang tidak perlu dicantumkan dalam teks, atau bisa jadi ada tambahan data yang akan menguatkan isi tulisan.
b. Editing adalah proses memperbaiki berbagai kesalahan tanda baca, pola kalimat, ataupun kekeliruan dalam tata bahasa lainnya. Proses mengedit atau menyunting sebuah tulisan yang dilakukan oleh penulisnya sendiri biasa disebut dengan istilah swasunting.

5. Publishing
Tahapan ini merupakan tahap akhir dari sebuah proses penulisan buku. Jika penulis telah melewati tahap 1-4, maka naskah buku bisa diteruskan ke penerbit.


Disebutkan bahwa ada dua jenis penerbit yang bisa membantu penulis untuk menerbitkan karyanya. Penerbit mayor dan penerbit indie (penerbit independen). 

Adapun perusahaan yang termasuk kategori penerbit mayor antara lain: Gramedia Pustaka Utama, Mizan, Republika, Grasindo, Loka Media, Tiga Serangkai, Erlangga, Yudhistira, Andi Yogyakarta, dan masih banyak lagi penerbit mayor di Indonesia. Sedangkan contoh penerbit indie yang tergabung dalam grup belajar menulis bersama PGRI yaitu: YPTD, Gemala, Kamila Press Lamongan, dan ratusan penerbit indie lainnya.

 Perbedaan antara penerbit mayor dan penerbit indie. Dengan cermat Cak Inin menyampaikan mengenai hal tersebut. Jika dilihat dari beberapa aspek, dapat ditemukan adanya perbedaan antara kedua jenis penerbit tersebut. 
1. Berdasarkan jumlah cetakan.
- Penerbit mayor: dicetak secara massa, sekitar 1000 hingga 3000 eksemplar.
- Penerbit indie: dicetak sesuai pemesanan (POD: Print On Demand)

2. Berdasarkan naskah yang diterbitkan
- Penerbit mayor: naskah harus melewati prosedur yang ketat dan sangat mempertimbangkan pangsa pasar. Penulis harus siap untuk ditolak jika naskah tidak sesuai dengan kriteria penerbit.
- Penerbit indie: naskah tidak pernah ditolak asalkan tidak melanggar undang-undang hak cipta, tidak ada unsur SARA dan pornografi di dalamnya, dan layak diterbitkan.

3. Berdasarkan profesionalitas
- Penerbit mayor: SDM yang ada di dalamnya merupakan tenaga profesional di bidangnya masing-masing.
- Penerbit indie: SDM yang dimiliki juga profesional tetapi sangat ditentukan oleh manajemen dari penerbit tersebut. Maka penulis harus pandai-pandai memilih penerbit indie yang akan menerbitkan bukunya, dan jangan mudah tergoda dengan paket penerbitan murah. Penulis harus menilai penerbit indie yang berdasarkan mutu kertas dan manajemen pemasarannya.

4. Waktu penerbitan
- Penerbit mayor: waktu yang digunakan dari pengiriman naskah sampai dipasarkan cenderung cukup lama. Untuk konfirmasi naskah diterima atau tidak berkisar antara 1 sampai 3 bulan lamanya. Jika diterima, naskah tidak serta merta diterbitkan tetapi menunggu giliran. Kadang cepat, ada juga yang sampai bertahun-tahun. Dalam proses distribusi ke toko buku, sangat ditentukan oleh target penjualan yang telah ditentukan. Jika tidak mencapai target, maka buku akan ditarik oleh penerbit.
- Penerbit indie: waktu yang digunakan untuk menerbitkan buku cukup singkat. Penerbit indie meyakini bahwa naskah seorang penulis merupakan karya terbaik dan layak untuk diterbitkan. Tidak ada pertimbangan rumit dan prosedur panjang dalam menerbitkan buku.

5. Royalti
- Penerbit mayor: royalti penulis dipatok secara maksimal 10% dari total penjualan buku. Royalti tersebut biasanya dikirim ke penulis setelah penjualan mencapai angka tertentu. Terkadang ada juga yang sampai berbulan-bulan setelah buku terjual.
- Penerbit indie: keuntungan penulis pada umumnya sekitar 15-20% dari harga buku. Sistem pemasarannya beragam, ada yang secara langsung (offline) maupun online melalui Facebook, Twitter, Instagram, WAG, dan lain-lain.

6. Biaya penerbitan
- Penerbit mayor: gratis.
- Penerbit indie: berbayar dan disesuaikan dengan aturan masing-masing penerbit.

Cak Inin kemudian memaparkan tentang salah satu penerbit indie yang tergabung dalam grup belajar menulis bersama PGRI bernama Kamila Press Lamongan. Dengan sangat rinci beliau menguraikan segala hal yang terkait dengan penerbitan buku. Mulai dari jasa yang disediakan (desain cover, lay out, editing, dan ISBN), detail harga, sampai pada jumlah buku yang telah diterbitkan sejak bulan September 2020 sampai sekarang (April 2021).


Ada beberapa hal yang dipersyaratkan jika penulis ingin menggunakan jasa penerbit Kamila Press Lamongan. 
1. Naskah yang dikirim harus lengkap. Mulia dari judul, kata pengantar, daftar isi, muatan atau isi buku yang sesuai urutan daftar isinya, daftar pustaka, biodata penulis yang dilengkapi foto, dan sinopsis buku.

2. Naskah diketik di kertas A5 (ukuran 14,8 X 21cm), spasi 1,5 dengan font 11, ukuran margin seragam yakni 2cm di semua sisinya, jenis hurufnya boleh menggunakan Arial, Calibri, ataupun Cambria. Naskah utuh dikirim dalam 1 file ke WA Cak Inin atau ke e-mail beliau gusmukminin@gmail.com

Di penerbit Kamila Press Lamongan juga menyediakan jasa dan fasilitas untuk membantu penulis jika mengalami kesulitan dalam menentukan judul buku, cover buku, sertifikat penulis yang bekerjasama dengan percetakan. Selain itu, ada juga fasilitas PO atau Pre-Order buku. Dengan adanya PO, membantu penulis dalam mempromosikan buku lengkap dengan harganya.

Demikian resume hari ini . banyak pelajaran berharga yang kita dapatkan . sekarang ngga usah bingung lagi mencari penerbit. yang penting kumpulkan dulu ide-ide kita biar bisa jadi buku  nantinya .















































Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BLOG Belajar Menulis

Menulis Resume Untuk Jadi Buku

PELATIHAN BELAJAR MENULIS Pertemuan Ke 6 Gelombang 18 Jumat, 16 April 2021 Pukul 13.00 WIB Tema : Menulis Resume untuk Jadi Buku Narasumber ...

BLOG Belajar Menulis